Pengalaman pertama pergi jauh dari orangtua dan orang-orang yang disayang.
Perjalanan di mulai dari Bandara Internasional Cengkareng (CGK). Disitulah perpisaan sementara terjadi antara seorang anak dengan orangtuanya dan sepasang kekasih.
Banyak wejangan yang diberikan oleh orangtua sebelum melepas anaknya pergi mencari ilmu walaupun hanya 2 bulan.
Yak, waktu menunjukkan pukul 22.00 sudah waktunya meninggalkan tempat tunggu penumpang menuju checking area dimana hanya penumpang yang dapat masuk ke area tersebut.
Kemudian duduk manis menunggu masuk ke dalam pesawat di ruang tunggu.
Yak, waktu menunjukkan pukul 00.00 sudah saatnya masuk ke dalam pesawat karena sudah adanya panggilan dari petugas bandara. Rasanya saat masuk ke dalam pesawat seperti berada di dunia lain ( bukan dunia para jin lho ya) dunia yang berbeda suasananya. Mulai dari bahasa terutama terlihat sekali yang berbeda. Karena para pramugari dan petugas pesawatnya berwajah asing tepatnya berwajah arab.
Bandara Dubai |
Perjalanan berikutnya ditempuh selama 7 jam. Sampailah di negara yang orang banyak ingin kesana. Sebelum masuk adanya pemeriksaan dan kemudia setelah itu kami mencari bus yang akan mengantarkan kami ke stasiun gare de lion ( stasiun terbesar di negara Perancis). Sesampai stasiun kami dapat kendala mengenai bahasa karena mereka tidak mementingkan bahasa inggris. Tapi mecintai bahasa mereka sendiri.Untung saja kami bertemu dengan orang yang cukup menguasai bahasa inggris. Akhirnya kami naik kereta cepat mereka menyebutnya TGV.
Sesampai dalam kereta kami menyiapkan diri untuk menghubungi salah satu dosen yang sedang mengambil S3 di kota yang akan kami tinggalin. Namun terdapat masalah ternayata nomor Indonesia yang kami bawa tidak mendapat sinyal, namun no Indonesia lain mendapatkan sinyal tetapi tidak memiliki pulsa. Sungguh kami berdua sangat panik dan binggung. Kami mencoba tenang dan mengikuti pentujuk kami harus turun dimana. Setelah kami mencapai tempat tujuan kami mencari alat yang bisa kami gunakan untuk menghubungi bapak dan ibu aris. Namun ternyata dikota kami tinggal itu masyarakatnya kurang menguasai bahasa inggris. Akhirnya kami dapat membeli kartu baru agar dapat menghubungi bapak dan ibu aris bahwa kami telah sampai. Pada akhirnya kami bertemu dengan bapak dan ibu aris serta teman kami yang sedang mengambil S2 disana.
Sebelum ke tempat kami tinggal kami mampir untuk makan malam di suatu restoran kebab yang halal. Kisah selanjutnya akan dituliskan nanti,. sampai nanti